Rabu, 08 Oktober 2014

Detil Pembuatan Kecap (bagian ketiga)

Selama proses fermentasi baik fermentasi kapang maupun fermentasi garam akan terjadi perubahan-perubahan baik secara fisik maupun kimiawi  pada bakal calon kecap karena aktifitas dari mikroba tersebut.

Selama fermentasi kapang, kapang yang berperan akan memproduksi enzim seperti misalnya enzim amilase, protease dan lipase. Dengan adanya kapang tersebut maka akan terjadi pemecahan komponen-komponen dari bahan tersebut.

Produksi enzim dari kapang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah waktu lamanya fermentasi atau waktu inkubasi. Bila waktunya terlalu lama maka akan terjadi pembentukan spora kapang yang berlebihan dan ini akan menyebabkan terbentuknya cita rasa yang tidak diinginkan.

Selama proses fermentasi garam, enzim-enzim hasil dari fermentasi kapang akan memecah komponen-komponen gizi dari kedelai menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Protein kedelai akan diubah menjadi asam amino, sedangkan karbohidrat dan gula akan diubah menjadi asam organik. Senyawa-senyawa tersebut kemudian akan bereaksi dengan senyawa lainnya yang merupakan hasil dari proses fermentasi asam laktat dan alkohol. Reaksi antara asam-asam organik dan etanol atau alkohol lainnya akan menghasilkan ester-ester yang merupakan senyawa pembentuk cita rasa dan aroma. Dan adanya reaksi antara asam amino dengan gula akan menyebabkan terjadinya pencoklatan yang akan mempengaruhi mutu produk secara keseluruhan.

Enzim-enzim hasil dari fermentasi kapang akan memecah komponen-komponen gizi dari kedelai menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Protein kedelai akan diubah menjadi asam amino, sedangkan karbohidrat dan gula akan diubah menjadi asam organik.

Senyawa-senyawa tersebut kemudian akan bereaksi dengan senyawa lainnya yang merupakan hasil dari proses fermentasi asam laktat dan alkohol. Reaksi antara asam-asam organik dan etanol atau alkohol lainnya akan menghasilkan ester-ester yang merupakan senyawa pembentuk cita rasa dan aroma  khas kecap.

Ciri-Ciri Kecap yang Tidak Jadi

1.    Bau Busuk.

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa hal ini disebabkan karena produksi enzim dari kapang yang digunakan. Produksi enzim dari kapang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah waktu lamanya fermentasi atau waktu inkubasi. Bila waktunya terlalu lama maka akan terjadi pembentukan spora kapang yang berlebihan dan ini akan menyebabkan terbentuknya cita rasa yang tidak diinginkan.

2.    Tidak Terbentuk Cita Rasa Khas Kecap.

Hal ini terjadi jika fermentasi kapang berlangsung terlalu cepat, akibatnya enzim yang dihasilkan oleh kapang akan berkurang dan komponen-komponen pembentuk citarasa pada kecap tidak akan terbentuk

(Sumber: http://lordbroken.wordpress.com/2011/07/09/serba-serbi-pembuatan-dan-kandungan-kecap/)


Demikian detil proses pembuatan kecap yang secara umum dilakukan. Tentu saja masing-masing pabrik kecap mempunyai resep serta trik khusus agar cita rasa kecapnya menjadi benar-benar dirindukan oleh para pelanggannya.

Detil Pembuatan Kecap (bagian kedua)

Setelah dijelaskan Detil Pembuatan Kecap bagian pertama, sekarang kita melanjutkan  dengan proses selanjutnya yaitu Fermentasi Garam pada pembuatan kecap.

Kedelai yang telah mengalami fermentasi kapang atau telah menjadi tempe dan sudah dikeringkan, dicampur dengan larutan garam kemudian diperam selama 3 sampai 4 minggu bahkan kadang-kadang ada yang lebih dari sebulan. Konsentrasi larutan garam yang biasa dipakai adalah sekitar 20 sampai 22 persen.

Detil Pembuatan Kecap (bagian pertama)

  


Setelah kita bahas secara singkat pembuatan kecap dalam tulisan mekanisme proses pembuatankecap bagian pertama dan kedua, tulisan ini akan membahas lebih detil masing-masing setiap proses dalam pembuatan kecap.

Proses pertama pada pembuatan kecap adalah fermentasi dengan kapang atau jamur. Pada tahap ini, seperti pembuatan tempe, yaitu kedelai harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang ada pada kedelai, misalnya debu, kerikil dan sebagainya sehingga kedelai benar-benar bersih dari kotoran.

Rabu, 24 September 2014

Agen Kecap Lele N & W Yogyakarta

   
                                     


Bagi penggemar dan penikmat Kecap Lele dari Pati, kini saatnya untuk bisa mendapatkan berapapun jumlah kebutuhan Kecap Lele di Yogyakarta dengan mudah tanpa harus  ke Pati menempuh 12 jam perjalanan pergi pulang  yang sangat melelahkan.

Kemasan kecap Lele yang tersedia:

  • Kemasan refill 1 kilogram (680 ml), harga Rp.17.000,-  
  • Kemasan refill 0,5 kilogram (340 ml), harga Rp.8.500,-
  • Kemasan refill 50 ml ( 1 bungkus isi 12 @ 50 ml), Rp.18.000,-
  • Diskon khusus bagi pembelian jumlah tertentu

Pembelian sejumlah 50 kilogram akan diantar sampai ke alamat Gratiiiis .... !!!  (Khusus Kotamadya Yogyakarta dan Kabupaten Sleman )

Buruan .....  !!!


Kecap Lele untuk kebutuhan keluarga, rumah makan / warung dan catering Anda tinggal SMS atau telpon ke Agen Kecap Lele N & W Yogyakarta : 

                                         0878 3361 1911 (XL) 
                                         0813 2602 4000 (Simpati)

Keunggulan Produk Kecap Lele



Produk yang dihasilkan oleh perusahaan kecap “Ikan Lele” adalah kecap manis dengan merk “Ikan Lele”. 

Perusahaan kecap “Ikan Lele” hanya memproduksi kecap manis saja karena mempertimbangkan permintaan konsumen, di mana konsumen di kota Pati dan sekitarnya menyukai makanan yang berasa manis.

Keunggulan kecap “Ikan Lele” dibandingkan dengan kecap merk lainnya (ABC, Indofood, Bango, Piring Lombok, dan lain-lain) yaitu rasanya yang lebih manis dan viskositas/ kekentalannya yang lebih kental, sehingga kecap ini terasa mantap saat digunakan.

Nilai Gizi dan Manfaat Kecap



Kali ini marilah kita belajar lebih banyak tentang nilai gizi dan manfaat kecap, termasuk kecap lele yang kita konsumsi sehari-hari.

Bahan baku utama kecap pada umumnya adalah kedelai. Hal ini memiliki keunggulan tersendiri karena kedelai memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, terutama protein dan karbohidrat . Asam amino yang terdapat pada kedelai adalah leusin dan lisin. Keduanya merupakan asam amino yang sangat diperlukan oleh enzim pemecah kedelai untuk menghasilkan kecap dengan cita rasa yang enak, lezat, dan khas.

Mekanisme Proses Pembuatan Kecap (bagian kedua)


Setelah fermentasi tahap pertama selesai dalam pembuatan kecap, selanjutnya kita ikuti proses fermentasi tahap kedua dalam larutan garam.
Fermentasi dalam larutan garam dilakukan setelah proses penjamuran, dengan perbandingan koji dan larutan garam 1:2. Mikroba utama pada fermentasi ini adalah Aspergilus oryzae dan Aspergilus soyae, bakteri-bakteri asam laktat dan yeast yang toleran terhadap kadar garam tinggi (Rahayu, 1989). Mekanisme fermentasi pada tahap ini meliputi:

Mekanisme Proses Pembuatan Kecap (bagian pertama)

Selama ini mungkin kita kurang memahami kerumitan proses pembuatan kecap yang kita konsumsi tiap hari, untuk itu marilah kita mencoba memahami proses pembuatannya.
Dalam proses pembuatan kecap terdiri dari dua tahap. Tahap pertama merupakan tahap penjamuran (fermentasi dengan kapang) dan tahap kedua fermentasi dalam larutan garam:

Berkenalan dengan Berbagai Jenis Kecap

Kecap merupakan hasil pengolahan makanan secara fermentasi yang mempunyai aroma dan cita rasa yang khas, berbentuk cairan, berwarna coklat muda sampai kehitaman (Presscot dan Dunn’s, 1981).
Hartoyo (2004) menggolongkan jenis-jenis kecap berdasarkan bahan dasarnya, yaitu sebagai berikut :  
·         Kecap Kedelai
Bahan dasarnya dari biji kedelai yang difermentasikan menggunakan jasa kapang (Aspergillus sp. dan Rhizopus sp.) sehingga menjadi semacam ‘tempe’. Selanjutnya ‘tempe’ direndam dalam larutan garam. Fermentasi tersebut menggunakan kadar garam yang cukup tinggi, yaitu antara 15-20% sehingga merombak keseluruhan kedelai menjadi kecap.

Sejarah Perusahaan Kecap Lele

Perusahaan kecap masak cap “Ikan Lele” didirikan pada tahun 1954 oleh Guna Pranoto (Go Tjwan Hok), dan lokasi awalnya berada di Jln. Rogowongso No. 28 – sebelah timur pasar Rogowangsan Pati, Jawa Tengah.

Awalnya, sekitar tahun 1953, perusahaan ini hanya berupa sebuah toko kecil yang menjual bumbu masak dan kecap yang belum memiliki merek, dengan volume penjualan kecil.

Metode pemasaran kecap inipun hanya dengan dijual sendiri keliling kota dengan mengendarai sepeda oleh pemiliknya yaitu Guna Pranoto. Setahun kemudian toko kecil ini berkembang pesat, sehingga kemudian kecap yang diproduksi diberi merek “Ikan Lele”.

Selasa, 23 September 2014

Sejarah Awal Kecap

Sekarang marilah kita menelusuri darimana kecap yang kita nikmati berasal. Kata kecap diduga berasal dari dataran Cina sekitar 3000 tahun yang lalu atau 1000 SM yaitu koechiap atau ke-tsiap yang secara umum artinya kuah ikan atau saus ikan.

Dengan bersamaan berkembangnya agama Budha di Jepang, kecap ikut diperkenalkan yaitu pada tahun 500-600 SM. 

Istilah ketchup di dalam bahasa Inggris pun diduga keras berasal dari koechiap karena dalam dialek 
Hanzi yang artinya saus terong kecil alias tomat. 

Senin, 22 September 2014

Kecap Lele Selalu Nomor Satu (bagian kedua)

                 
   

Melanjutkan obrolan tentang Kecap Lele Selalu Nomor Satu pada tulisan sebelumnya, marilah melihat lebih dalam tentang distribusi kecap lele ini.

Kecap Lele di konsumsi oleh sebagian besar penduduk Kabupaten Pati bahkan sejak beberapa tahun belakangan sudah merambah ke kota Semarang, Salatiga dan sekitarnya.

Sistem distribusi adalah para agen mengambil setiap hari atau beberapa hari sekali produk kecap Lele sesuai langsung ke pabriknya di Pati sesuai dengan jumlah kapasitas yang dibutuhkan konsumen.

Sabtu, 20 September 2014

Kecap Lele Selalu Nomor Satu (bagian pertama)



Dalam keseharian sejak kecil bila kurang selera makan karena lauknya  nggak pas, pasti saya selalu mencari kecap manis untuk merangsang nafsu makan. 

Bahkan bila kepepet tidak ada lauk, kecap pun menjadi menu pengganti lauk andalan karena rasa manis dan lezatnya cukup menggugah selera sehingga merangsang pengeluaran air liur. Yang penting adalah bila menikmati makanan selalu mensyukuri seluruh nikmat pemberianNYA, apapun yang ada di hadapan kita pasti akan menjadi sangat lezat dan sangat nikmat.