Melanjutkan obrolan tentang Kecap Lele Selalu Nomor Satu pada tulisan sebelumnya, marilah melihat lebih dalam tentang distribusi kecap lele ini.
Kecap Lele di konsumsi oleh sebagian besar
penduduk Kabupaten Pati bahkan sejak beberapa tahun belakangan sudah merambah
ke kota Semarang, Salatiga dan sekitarnya.
Sistem distribusi adalah para agen
mengambil setiap hari atau beberapa hari sekali produk kecap Lele sesuai langsung
ke pabriknya di Pati sesuai dengan jumlah kapasitas yang dibutuhkan konsumen.
Selain itu juga ada pasukan sales dengan
mobil boksnya yang berkapasitas sampai dengan 4 ton akan berkeliling ke
distributor yang telah menghubungi dan minta dikirimkan kecap lele sesuai
kebutuhan.
Sayang sekali kapasitas produksi pabrik
Kecap Lele masih terbatas karena belum dimanfaatkan kemampuannya secara maksimal
dan kapasitas maksimum saat ini kurang lebih baru 5 ton saja. Produksi ini
selalu habis pada hari itu juga karena para agen dan distributor selalu
mengantri setiap harinya sehingga bagi agen dan distributor baru diminta untuk
mengalah dulu bila pesanannya mendadak dan banyak.
Disini berlaku sistem dimana diutamakan
para agen dan distributor lama yang sudah mempunyai pelanggan fanatik terhadap
kecap lele dibandingkan dengan yang baru. Tetapi setelah dianggap kredibilitas
agen / distributor baru cukup baik, juga akan diperlakukan seperti pelanggan
lama yang lain.
Usaha menjadi distributor kecap Lele
dirintis sejak kami berdua menjadi relawan di sebuah Panti Asuhan berupa
Yayasan Perlindungan Anak di Pakem. Setiap pulang kampung kami berdua selalu
membawa buah tangan – oleh2 kecap Lele , terasi dan kerupuk. Dari komentar
beberapa teman yang sudah mencicipi rasa kecap Lele yang terasa lebih manis, lezat,
gurih dan kental dibandingkan kecap lokal maupun kecap-kecap lain yang gencar
melakukan promosi di media televisi – kecap Lele ternyata merupakan kecap yang paling
enak alias memang benar-benar nomor satu kelezatannya.
Kemudian, dari sekedar oleh-oleh gratisan
mereka akhirnya minta tolong dibelikan saat kami pulang kampung dan jumlah
titipan menjadi semakin bertambah banyak seiring dengan berjalannya waktu
sehingga sampai merepotkan saat pulang ke Yogyakarta.
Dari “kerepotan” yang dialami, kemudian
terbersit dalam benak kami: Kenapa tidak mencoba menjual kepada konsumen lain
di Yogyakarta yang belum pernah mencicipi kecap Lele?
Dengan memberanikan diri, akhirnya kami
menemui manajemen kecap Lele di pabriknya dan diperkenankan untuk membawa
produk ke Yogyakarta dengan catatan tidak boleh menjualnya di sekitar Semarang dan
Salatiga karena sudah ada agen dan distributor resmi yang berjualan di area
tersebut.
Dan kami menyanggupi dan membawa 2 ton
produk kecap Lele yang terdiri dari 3 jenis kemasan: refill 1 kilogram (680
ml), 0,5 kilogram (340 ml) dan sachet 50 ml dalam kemasan 1 pak berisi 12
sachet.
N &W sebagai distributor baru untuk
area Yogyakarta dan sekitarnya mencoba merintis kembali apa yang pernah
dilakukan 2 tahun yang lalu oleh seorang distributor yang bermarkas di Kalasan tetapi belum bisa
berkembang sehingga hanya sekali melakukan pengambilan di pabrik dan selanjutnya
memberi kabar kalau terhenti usahanya karena sibuk dengan pekerjaan lain.
N & W sejak Agustus 2014 mulai aktif
melakukan promosi dengan memberikan sampel kecap sachet 50 ml kepada ibu rumah
tangga, penjual bakso, mie, rumah makan, catering dan lain-lain.
Tak kenal – maka tak sayang itu kata
pepatah.
Maka dengan memperkenalkan kelezatan kecap
lele ke konsumen baru dengan sampel gratis, kami yakin kecap Lele ke depan akan
menjadi klangenan penggemar kuliner di Ngayogyakarta Hadiningrat.
Bagi yang berminat mencicipi kelezatan sampel
kecap lele secara gratis, silahkan menghubungi Distributor Kecap Lele N & W
lewat SMS atau telpon ke 0878 3361 1911 (XL) atau 0813
2602 4000 (Simpati).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar