Senin, 22 September 2014

Kecap Lele Selalu Nomor Satu (bagian kedua)

                 
   

Melanjutkan obrolan tentang Kecap Lele Selalu Nomor Satu pada tulisan sebelumnya, marilah melihat lebih dalam tentang distribusi kecap lele ini.

Kecap Lele di konsumsi oleh sebagian besar penduduk Kabupaten Pati bahkan sejak beberapa tahun belakangan sudah merambah ke kota Semarang, Salatiga dan sekitarnya.

Sistem distribusi adalah para agen mengambil setiap hari atau beberapa hari sekali produk kecap Lele sesuai langsung ke pabriknya di Pati sesuai dengan jumlah kapasitas yang dibutuhkan konsumen.

Selain itu juga ada pasukan sales dengan mobil boksnya yang berkapasitas sampai dengan 4 ton akan berkeliling ke distributor yang telah menghubungi dan minta dikirimkan kecap lele sesuai kebutuhan.

Sayang sekali kapasitas produksi pabrik Kecap Lele masih terbatas karena belum dimanfaatkan kemampuannya secara maksimal dan kapasitas maksimum saat ini kurang lebih baru 5 ton saja. Produksi ini selalu habis pada hari itu juga karena para agen dan distributor selalu mengantri setiap harinya sehingga bagi agen dan distributor baru diminta untuk mengalah dulu bila pesanannya mendadak dan banyak.

Disini berlaku sistem dimana diutamakan para agen dan distributor lama yang sudah mempunyai pelanggan fanatik terhadap kecap lele dibandingkan dengan yang baru. Tetapi setelah dianggap kredibilitas agen / distributor baru cukup baik, juga akan diperlakukan seperti pelanggan lama yang lain.
Usaha menjadi distributor kecap Lele dirintis sejak kami berdua menjadi relawan di sebuah Panti Asuhan berupa Yayasan Perlindungan Anak di Pakem. Setiap pulang kampung kami berdua selalu membawa buah tangan – oleh2 kecap Lele , terasi dan kerupuk. Dari komentar beberapa teman yang sudah mencicipi rasa kecap Lele yang terasa lebih manis, lezat, gurih dan kental dibandingkan kecap lokal maupun kecap-kecap lain yang gencar melakukan promosi di media televisi – kecap Lele ternyata merupakan kecap yang paling enak alias memang benar-benar nomor satu kelezatannya.

Kemudian, dari sekedar oleh-oleh gratisan mereka akhirnya minta tolong dibelikan saat kami pulang kampung dan jumlah titipan menjadi semakin bertambah banyak seiring dengan berjalannya waktu sehingga sampai merepotkan saat pulang ke Yogyakarta.

Dari “kerepotan” yang dialami, kemudian terbersit dalam benak kami: Kenapa tidak mencoba menjual kepada konsumen lain di Yogyakarta yang belum pernah mencicipi kecap Lele?

Dengan memberanikan diri, akhirnya kami menemui manajemen kecap Lele di pabriknya dan diperkenankan untuk membawa produk ke Yogyakarta dengan catatan  tidak boleh menjualnya di sekitar Semarang dan Salatiga karena sudah ada agen dan distributor resmi yang berjualan di area tersebut.

Dan kami menyanggupi dan membawa 2 ton produk kecap Lele yang terdiri dari 3 jenis kemasan: refill 1 kilogram (680 ml), 0,5 kilogram (340 ml) dan sachet 50 ml dalam kemasan 1 pak berisi 12 sachet.

N &W sebagai distributor baru untuk area Yogyakarta dan sekitarnya mencoba merintis kembali apa yang pernah dilakukan 2 tahun yang lalu oleh seorang distributor  yang bermarkas di Kalasan tetapi belum bisa berkembang sehingga hanya sekali melakukan pengambilan di pabrik dan selanjutnya memberi kabar kalau terhenti usahanya karena sibuk dengan pekerjaan lain.

N & W sejak Agustus 2014 mulai aktif melakukan promosi dengan memberikan sampel kecap sachet 50 ml kepada ibu rumah tangga, penjual bakso, mie, rumah makan, catering dan lain-lain.

Tak kenal – maka tak sayang itu kata pepatah.

Maka dengan memperkenalkan kelezatan kecap lele ke konsumen baru dengan sampel gratis, kami yakin kecap Lele ke depan akan menjadi klangenan penggemar kuliner di Ngayogyakarta Hadiningrat.

Bagi yang berminat mencicipi kelezatan sampel kecap lele secara gratis, silahkan menghubungi Distributor Kecap Lele N & W lewat SMS atau telpon ke 0878 3361 1911 (XL) atau  0813 2602 4000 (Simpati).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar