Setelah kita bahas secara singkat pembuatan kecap dalam
tulisan mekanisme proses pembuatankecap bagian pertama dan kedua,
tulisan ini akan membahas lebih detil masing-masing setiap proses dalam pembuatan
kecap.
Proses pertama pada pembuatan kecap adalah fermentasi dengan
kapang atau jamur. Pada
tahap ini, seperti pembuatan tempe, yaitu kedelai harus dibersihkan terlebih dahulu
dari kotoran yang ada pada kedelai, misalnya debu, kerikil dan sebagainya
sehingga kedelai benar-benar bersih dari kotoran.
Kemudian dilakukan proses perendaman.
Proses perendaman memberi kesempatan pertumbuhan bakteri-bakteri asam laktat
sehingga terjadi penurunan pH dalam kedelai menjadi sekitar 4,5 – 5,3.
Penurunan pH ini tidak menghambat pertumbuhan jamur tempe, tetapi dapat
menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri kontaminan yang bersifat pembusuk.
Berikutnya dilakukan pengupasan kulit dan
pencucian. Fungsi dari pengupasan kulit adalah supaya jamur dapat menembus
kedelai dan dapat tumbuh dengan baik. Dan proses pencucian dilakukan untuk
menghilangkan kotoran oleh bakteri asam laktat yang timbul selama proses
perendaman dan agar kedelai tidak terlalu asam.
Baru kemudian dilakukan perebusan. Proses
pemanasan atau perebusan kedelai setelah perendaman bertujuan untuk membunuh
bakteri-bakteri kontaminan, membantu membebaskan senyawa-senyawa dalam biji
yang diperlukan untuk pertumbuhan jamur.
Dalam proses fermentasi kapang, kedelai
dicampur dengan tepung tapioka yang telah disangrai lalu dibiarkan pada suhu
ruang beberapa hari sampai ditumbuhai kapang. Tetapi ada juga yang tidak
ditambahkan tepung tapioka, yaitu dengan cara membiarkan kedelai yang sudah
bersih tadi pada suhu ruang sampai ditumbuhi kapang.
Setelah itu dilakukan proses pengeringan,
biasanya dilakukan di bawah terik sinar matahari. Tujuan dikeringkan adalah
untuk memisahkan kedelai yang telah ditumbuhi spora dengan kedelai yang lapuk,
karena kedelai lapuk ini tidak dibutuhkan dalam pembuatan kecap. Dan
diperolehlah koji atau tempe, yang kemudian digunakan untuk fermentasi garam.
Apabila fermentasi kapang berlangsung
terlalu cepat maka enzim yang dihasilkan oleh kapang akan berkurang dan komponen-komponen
pembentuk cita rasa pada kecap tidak terbentuk. Sedangkan apabila fermentasi
kapang berlangsung terlalu lama, maka akan terjadi sporulasi dari kapang dan
akan terbentuk amoniak yang berlebihan sehingga akan dihasilkan produk yang
kurang enak dan berbau busuk.
Selama fermentasi kapang akan memproduksi
enzim-enzim seperti protease, lipidase, dan amilase yang akan memecah protein,
lemak dan pati menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Dan beberapa
fraksi hasil pemecahan komponen-komponen kedelai tersebut adalah merupakan
senyawa-senyawa yang menguap yang dapat memberikan kesedapan yang spesifik pada
kecap. (Sumber: http://lordbroken.wordpress.com/2011/07/09/serba-serbi-pembuatan-dan-kandungan-kecap/ )
Demikian detil pembuatan kecap bagian pertama, langkah berikutnya
silahkan disimak pada Detil PembuatanKecap bagian kedua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar