Rabu, 08 Oktober 2014

Detil Pembuatan Kecap (bagian pertama)

  


Setelah kita bahas secara singkat pembuatan kecap dalam tulisan mekanisme proses pembuatankecap bagian pertama dan kedua, tulisan ini akan membahas lebih detil masing-masing setiap proses dalam pembuatan kecap.

Proses pertama pada pembuatan kecap adalah fermentasi dengan kapang atau jamur. Pada tahap ini, seperti pembuatan tempe, yaitu kedelai harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang ada pada kedelai, misalnya debu, kerikil dan sebagainya sehingga kedelai benar-benar bersih dari kotoran.
Kemudian dilakukan proses perendaman. Proses perendaman memberi kesempatan pertumbuhan bakteri-bakteri asam laktat sehingga terjadi penurunan pH dalam kedelai menjadi sekitar 4,5 – 5,3. Penurunan pH ini tidak menghambat pertumbuhan jamur tempe, tetapi dapat menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri kontaminan yang bersifat pembusuk.

Berikutnya dilakukan pengupasan kulit dan pencucian. Fungsi dari pengupasan kulit adalah supaya jamur dapat menembus kedelai dan dapat tumbuh dengan baik. Dan proses pencucian dilakukan untuk menghilangkan kotoran oleh bakteri asam laktat yang timbul selama proses perendaman dan agar kedelai tidak terlalu asam.

Baru kemudian dilakukan perebusan. Proses pemanasan atau perebusan kedelai setelah perendaman bertujuan untuk membunuh bakteri-bakteri kontaminan, membantu membebaskan senyawa-senyawa dalam biji yang diperlukan untuk pertumbuhan jamur.

Dalam proses fermentasi kapang, kedelai dicampur dengan tepung tapioka yang telah disangrai lalu dibiarkan pada suhu ruang beberapa hari sampai ditumbuhai kapang. Tetapi ada juga yang tidak ditambahkan tepung tapioka, yaitu dengan cara membiarkan kedelai yang sudah bersih tadi pada suhu ruang sampai ditumbuhi kapang.

Setelah itu dilakukan proses pengeringan, biasanya dilakukan di bawah terik sinar matahari. Tujuan dikeringkan adalah untuk memisahkan kedelai yang telah ditumbuhi spora dengan kedelai yang lapuk, karena kedelai lapuk ini tidak dibutuhkan dalam pembuatan kecap. Dan diperolehlah koji atau tempe, yang kemudian digunakan untuk fermentasi garam.

Apabila fermentasi kapang berlangsung terlalu cepat maka enzim yang dihasilkan oleh kapang akan berkurang dan komponen-komponen pembentuk cita rasa pada kecap tidak terbentuk. Sedangkan apabila fermentasi kapang berlangsung terlalu lama, maka akan terjadi sporulasi dari kapang dan akan terbentuk amoniak yang berlebihan sehingga akan dihasilkan produk yang kurang enak dan berbau busuk.

Selama fermentasi kapang akan memproduksi enzim-enzim seperti protease, lipidase, dan amilase yang akan memecah protein, lemak dan pati menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Dan beberapa fraksi hasil pemecahan komponen-komponen kedelai tersebut adalah merupakan senyawa-senyawa yang menguap yang dapat memberikan kesedapan yang spesifik pada kecap. (Sumber: http://lordbroken.wordpress.com/2011/07/09/serba-serbi-pembuatan-dan-kandungan-kecap/ )

Demikian detil pembuatan kecap bagian pertama, langkah berikutnya silahkan disimak pada Detil PembuatanKecap bagian kedua.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar