Setelah
dijelaskan Detil Pembuatan Kecap bagian pertama, sekarang kita melanjutkan dengan proses selanjutnya yaitu Fermentasi
Garam pada pembuatan kecap.
Kedelai
yang telah mengalami fermentasi kapang atau telah menjadi tempe dan sudah
dikeringkan, dicampur dengan larutan garam kemudian diperam selama 3 sampai 4
minggu bahkan kadang-kadang ada yang lebih dari sebulan. Konsentrasi larutan
garam yang biasa dipakai adalah sekitar 20 sampai 22 persen.
Selama
proses fermentasi garam, setiap hari dilakukan pengadukan dan penjemuran. Hal
ini bertujuan untuk mencegah terjadinya pertumbuhan mikroba yang tidak
diinginkan terutama mikroba pembusuk.
Pada
waktu fermentasi dalam larutan garam, enzim yang dihasilkan pada waktu
fermentasi kapang akan bekerja lebih sempurna dalam memecah komponen-komponen
yang terdapat pada kedelai. Asam-asam organik yang terbentuk selama fermentasi,
akan dapat mengurangi rasa asin yang disebabkan oleh garam.
Pada
pembuatan kecap tradisonal di Indonesia, setelah proses penyaringan dilanjutkan
dengan proses pemasakan. Pada saat itu ditambahkan gula merah atau gula aren.
Pemasakan dilanjutkan sampai diperoleh produk dengan konsistensi tertentu (agak
kental). Pada tahap pemasakan ini pula dilakukan penambahan bumbu-bumbu seperti
daun salam, pekak dan yang lain-lainnya.
Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan atau pengendalian proses dalam proses fermentasi kecap
diantaranya:
1. Kedelai dengan
kandungan protein tinggi merupakan bahan dasar yang baik untuk pembuatan kecap.
Penggunaan bahan dasar kedelai bebas lemak selain harganya lebih murah, juga
dapat memperpendek waktu fermentasi garam.
2. Apabila
fermentasi kapang berlangsung terlalu cepat maka enzim yang dihasilkan oleh
kapang akan berkurang dan komponen-komponen pembentuk cita rasa pada kecap
tidak terbentuk. Sedangkan apabila fermentasi kapang berlangsung terlalu lama,
maka akan terjadi sporulasi dari kapang dan akan terbentuk amoniak yang
berlebihan sehingga akan dihasilkan produk yang kurang enak dan berbau busuk.
3. Konsentrasi
garam yang optimal antara 20-22% berpengaruh terhadap hidrolisis protein dalam
fermentasi garam dan kecepatan asam laktat dan asam organik.
4. Pengadukan
dan Penjemuran.Selama
proses fermentasi garam, setiap hari dilakukan pengadukan dan penjemuran. Hal
ini bertujuan untuk mencegah terjadinya pertumbuhan mikroba yang tidak
diinginkan terutama mikroba pembusuk. Selain itu adalah untuk menyeragamkan
kandungan garam pada campuran.
5. Pengaturan Suhu.Pengaturan suhu dalam
proses fermentasi garam sangat penting. Suhu yang paling baik untuk proses
fermentasi ini, adalah 40,50C. Itu alasan juga mengapa dilakukan
proses penjemuran, karena kalau disimpan pada suhu ruang, maka itu adalah momen
yang baik untuk bakteri patogen tumbuh.
(Sumber: http://lordbroken.wordpress.com/2011/07/09/serba-serbi-pembuatan-dan-kandungan-kecap/
)
Masih ada satu tulisan lagi tentang Detil Pembuatan
Kecap, dimana kita bisa menilai apakah pembuatan kecap tersebut berhasil atau
gagal, silahkan dilanjutkan dengan Detil Pembuatan Kecap bagian ketiga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar